Situbondo, 3 Februari 2025 – Hujan deras yang mengguyur Desa Selowogo, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, sejak siang hingga malam hari menyebabkan banjir besar. Luapan sungai diperparah dengan jebolnya dua tanggul di Dusun Bretan dan Dusun Krajan, mengakibatkan empat dusun terdampak: Dusun Bretan, Dusun Krajan, Dusun Parsean, dan Dusun Ledeng.
Banjir kali ini disebut sebagai yang terbesar dalam dua dekade terakhir. Ketinggian air di beberapa titik mencapai lebih dari satu meter, merendam rumah dan lahan pertanian warga. Selain itu, arus banjir yang cukup kuat membuat jalan utama Desa Selowogo tampak seperti sungai, sehingga menyulitkan akses warga.
Kondisi semakin diperparah dengan padamnya listrik PLN sejak sore hari. Warga terpaksa menghadapi banjir dalam gelap, membuat evakuasi menjadi lebih sulit. Banyak yang hanya mengandalkan senter hp untuk menerangi rumah mereka.
Banjir Deras Disertai Lumpur, Pagar Makam di Dusun Krajan Roboh
Rasyidi, warga Dusun Krajan, menyatakan bahwa banjir kali ini adalah yang terbesar yang pernah ia alami.
“Ini banjir paling besar selama 20 tahun terakhir. Air datang deras dan cepat, bahkan pagar makam di Dusun Krajan sampai roboh karena arusnya yang kuat,” ungkapnya.
Selain arus yang deras, banjir kali ini juga membawa lumpur yang masuk ke rumah warga. Banyak warga yang harus bekerja ekstra membersihkan lantai dan perabotan rumah mereka setelah air mulai surut.
Banjir juga menggenangi puluhan hektar sawah yang sebagian besar sudah mendekati masa panen. Seorang petani di Dusun Parsean mengaku khawatir dengan kondisi lahannya.
“Sawah saya yang sudah siap panen kini terendam lumpur. Kami berharap air cepat surut agar bisa membersihkan lahan dan menanam kembali,” katanya.
Sejumlah jalan, termasuk jalan utama desa ikut terendam dan tampak seperti sungai, membuat aktivitas warga terganggu. Namun, masyarakat tetap bergotong royong dalam menangani dampak banjir.
Langkah Pencegahan Banjir di Masa Mendatang di Desa Selowogo
Bencana ini menunjukkan bahwa Desa Selowogo membutuhkan upaya lebih serius dalam pencegahan banjir. Pemerintah desa dan daerah perlu mengambil langkah-langkah strategis agar kejadian serupa tidak terulang.
1. Pembangunan dan Penguatan Tanggul
Jebolnya tanggul di Dusun Bretan menjadi penyebab utama meluasnya banjir. Pemerintah desa dan daerah harus segera membangun tanggul yang lebih kokoh serta melakukan pemeliharaan rutin agar tanggul tetap dalam kondisi baik.
2. Perbaikan Sistem Drainase
Sistem drainase yang kurang baik membuat air lebih sulit mengalir. Pemerintah perlu memperlebar dan membersihkan saluran air secara berkala agar mampu menampung debit air lebih besar saat hujan deras.
3. Penghijauan dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Penghijauan di sekitar aliran sungai dan daerah rawan longsor perlu dilakukan untuk meningkatkan daya serap air. Selain itu, penertiban aktivitas yang merusak lingkungan, seperti penebangan pohon liar, harus ditegakkan.
4. Pembentukan Tim Siaga Bencana
Pemerintah desa bisa membentuk tim siaga bencana yang siap menangani situasi darurat. Tim ini dapat dilatih dalam evakuasi dan penanganan banjir agar masyarakat lebih siap menghadapi bencana.
5. PLN Harus Siaga dalam Situasi Darurat
Padamnya listrik saat bencana banjir semakin memperburuk keadaan. Pemerintah melalui PLN harus memiliki sistem siaga untuk mengantisipasi kejadian tak terduga seperti ini. Setiap hujan deras, pemadaman listrik sering terjadi, sehingga perlu ada langkah-langkah mitigasi agar masyarakat tidak semakin kesulitan saat menghadapi bencana.
Banjir di Desa Selowogo menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana yang lebih baik. Dengan perbaikan infrastruktur dan kesadaran masyarakat, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah atau setidaknya dampaknya dapat diminimalisir di masa mendatang.